ERGONOMI
SEKILAS TENTANG ERGONOMI
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien).
Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja kepada perusahaan, yang berujung kepada Pencapaian kinerja manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah lulus (comply) audit sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa “without ergonomics, safety management is not enough”.
Keluhan yang berhubungan dengan penurunan kemampuan kerja (work capability) berupa kelainan pada sistem otot-rangka (musculoskeletal disorders), seolah-olah luput dari mekanisme dan sistem audit K3 yang ada pada umumnya.
DEFINISI ERGONOMI
Suatu ilmu tentang manusia dalam usahanya untuk meningkatkan kenyamananya di lingkungan kerjanya dengan metode pendekatan hubungan fisik antara manusia dan fasilitas (Eko Nurmianto).
Disiplin ilmu tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,fisiologi,psikologi,manajemen dan perancangan (Sritomo Wignjosoebroto).
TUJUAN DAN PENTINGNYA ERGONOMI
Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja pada perusahaan hal ini dapat tercapai apabila ada kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya.banyak yang menyimpulkan bahwa tenaga kerja harus dimotivasi dengan memenuhi kebutuhan tenaga kerja akan tetapi lingkungan fisik juga sangat mempengaruhi performance kerja karyawan.
3 hal penting dalam mempelajari ergonomi
1. Ergonomi membutuhkan bangunan sistem kerja yang terkait dengan pengguna.
2. Ergonomi menitikberatkan pada perbaikan sistem kerja. Suatu perbaikan proses harus disesuaikan dengan perbedaan kemampuan dan kelemahan setiap individu
3. Ergonomi memfokuskan pada faktor manusia
Ciri-ciri sistem kerja yang tidak ergonomic
- Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan
- Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan
- Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)
- Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang
- Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja
- Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang
- Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok
- Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup
- Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan
- Komitmen kerja yang rendah
- Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan